Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga mengadakan diskusi mengenai kesehatan mental. Diskusi ini diadakan sebagai respons terhadap data survei BEM FST UNAIR yang menunjukkan adanya masalah kesehatan mental di kalangan mahasiswa FST akibat transisi dari pembelajaran online menjadi offline.

Dalam acara tersebut, Dosen Psikologi UNAIR, Affif Kurniawan MPsi, hadir sebagai pembicara menjelaskan bahwa masalah kesehatan mental sebagian besar disebabkan oleh ketidakmampuan dalam menerima kenyataan. Beliau menyatakan bahwa banyak mahasiswa yang mencoba mengelola masalah tanpa terlebih dahulu menerima keadaan yang ada. Akibatnya, masalah tersebut tidak terselesaikan dan justru semakin bertambah. Ia mengaitkannya dengan fenomena “healing”, yang menurutnya terkadang digunakan sebagai alasan untuk menghindari tugas atau masalah. Ini merupakan bentuk ketidakmampuan seseorang dalam menerima kenyataan.

Affif menjelaskan bahwa ada empat ciri seseorang mengalami gangguan kesehatan mental, yaitu meliputi ketidakmampuan, disfungsi, kesusahan, dan ketidaknyamanan. Oleh karena itu, orang yang mengalami gangguan kesehatan mental cenderung merasa tidak nyaman saat berinteraksi dengan orang lain dan lebih suka menyendiri.

Affif menuturkan ada beberapa cara untuk menjaga kesehatan mental, seperti lebih menerima dan menikmati hidup serta meningkatkan kepercayaan diri. Ia mengungkapkan bahwa kepercayaan diri sangat penting dalam menjalani hidup. Ketika seseorang memiliki kepercayaan diri, ia akan berani mencoba hal baru, menghadapi tantangan baru, dan yakin bahwa ia mampu mengatasi masalah dengan kemampuan yang dimilikinya.

Beliau juga memberikan beberapa tips untuk meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Pertama, menghindari mengkritik diri sendiri secara berlebihan karena membuat kita tidak akan mampu melihat nilai-nilai positif yang ada dalam diri kita sendiri, sehingga mengurangi kepercayaan diri serta harus mampu lebih fokus pada aspek-aspek positif yang dimiliki.

“Kritik diperbolehkan selama disertai dengan saran pengembangan. Jadi selain mengkritik diri sendiri, kita juga harus menghindari pertemanan yang bersifat toksik dan hanya mengkritik serta mencela kita,” tuturnya.

Kedua, menetapkan ekspektasi yang realistis. Salah satu faktor yang membuat seseorang merasa gagal dan kehilangan kepercayaan diri adalah ketika ekspektasi yang mereka miliki tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Oleh karena itu, kita harus memiliki ekspektasi yang realistis dan sesuaikan dengan kemampuan yang kita miliki. Jangan berpikir bahwa segala sesuatu harus sempurna, karena itu hanya akan memberi beban yang berlebihan.

Terakhir, carilah teman-teman yang dapat melihat nilai-nilai positif dalam diri kita dan menghargai kita. “Karena kita juga perlu diapresiasi, maka hindarilah pertemanan yang bersifat toksik yang hanya akan membuat kita merasa terpuruk,” tambah Affif Kurniawan.

By lanjut