UNAIR NEWS – Global Tuberculosis Report tahun 2021 menyebutkan bahwa Tuberkulosis (TB) masih merupakan penyakit menular yang menyebabkan kematian terbanyak dan sekitar seperempat penduduk dunia telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis (Mtb). Kondisi ini diperparah dengan hadirnya strain MDR TB, disusul maraknya pandemi Coronavirus disease-19, sehingga infeksi TB menjadi penyebab utama kematian. Indonesia menempati peringkat kedua dunia dengan jumlah kasus TB terbanyak serta tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi.

Dosen UNAIR Dr apt Isnaeni MS menuturkan Mycobacterium tuberculosis mampu hidup secara intraseluler, sehingga salah satu mekanisme terpenting dalam mengatasi paparan bakteri ini adalah sistem imun seluler. Sel-T merupakan komponen penting dari respons imun seluler terhadap Mtb. Terutama interferon-gamma limfokin atau komponen sistem imun di dalam tubuh yang telah terbukti berperan penting untuk mengaktifkan makrofag dalam membatasi jumlah infeksi patogen intraseluler. 

Peningkatan sistem imun ini akan memperkuat potensi fagositik makrofag dengan merangsang fusi fagolisosom, pembentukan Reactive Oxygen Species (ROI) dan Reactive Nitrogen Intermediate (RNI) yang dapat menghancurkan Mtb. 

Molekul ini akan membawa fragmen Mtb yang diproses oleh makrofag ke permukaan makrofag dan diekspos. Sehingga dikenali dan diikat oleh reseptor limfosit T CD4+. Limfosit T CD4+ yang teraktivasi akan menghasilkan sitokin yang memiliki peran penting dalam melawan dan mengontrol pertumbuhan Mtb.

Sitokin gamma interferon memperkuat potensi fagositosis makrofag yang aktif yaitu dengan merangsang pembentukan fagolisosom dan merangsang pembentukan radikal bebas yang dapat merusak komponen Mtb. Sitokin gamma interferon akan merangsang makrofag yang mengandung Mtb untuk meningkatkan RNI yang diperlukan untuk menghancurkan Mtb.  Oleh karena itu, evaluasi kadar sitokin pada pasien TB sebagai parameter sistem imun sangat penting. 

“Imunomodulator mulai dikembangkan sebagai terapi pendamping dalam pengobatan TB,” ungkapnya.

Bahan alam dikenal sebagai sumber substansi yang dapat berperan sebagai imunomodulator dan imunostimulan, sebagai contoh ekstrak etanol kayu secang, jahe merah, dan cengkeh. Beberapa bioaktif yang terkandung di dalam bahan alam tersebut antara lain brazilin, zingerone, gingerdiol, zingibrene, gingerol dan shogaol serta eugenol. Ciri suatu bahan dapat direkomendasikan sebagai imunostimulan yaitu apabila dapat mengaktifkan elemen sistem imun serta mampu meningkatkan atau memperkuat respon kekebalan alami tubuh untuk melawan agen infeksi seperti infeksi virus maupun karsinogen (Widyaningsih, 2012). 

Buah markisa merah (Passiflora edulis Sims.) telah dilaporkan oleh Rosyidah et al. (2023) mengandung probiotik yang mampu meningkatkan level IFN-γ Peripheral Blood Mononuclear Cells (PBMC) pasien TB. Buah yang popular di masyarakat sebagai bahan baku sirup markisa dengan sensasi asam segar dan harum ternyata mengandung probiotik Bacillus sp. yang konsorsiumnya mampu meningkatkan sitokin gamma interferon PBMC pasien TB. Walaupun hasil fermentasinya tidak mampu menghambat pertumbuhan Mtb, namun hasil fermentasi probiotik dari buah markisa mampu menghambat patogen Gram positif (Methicillin Resistance Staphylococcus aureus/MRSA) dan Gram negatif (Extended Spectrum beta Lactamase/ESBL). Hasil penelitian ini membuka peluang untuk mengembangkan formula multistrain probiotik Bacillus sp. sebagai agen imunomodulator. 

“Tentu rekomendasi ini harus dilengkapi dengan penelitian lanjut untuk menguji pengaruh konsorsium probiotik terhadap komponen respon imun yang lain untuk memperkuat aktivitasnya sebagai imunomodulator,” jelasnya. 

Dalam penelitian tersebut, dua strain biomassa sel probiotik dilakukan dicampur sama banyak dan dibuat perlakuan terhadap PBMC untuk mengetahui pengaruhnya dalam meningkatkan kadar  sitokin gamma interferon pada pasien tuberkulosis dewasa secara in vitro. Pada penelitian ini, probiotik yang diisolasi dari buah markisa merah teridentifikasi sebagai Bacillus sp. yang diidentifikasi sebagai Bacillus subtilis (MM1) dan Bacillus wiedmannii (MM2). Bacillus banyak digunakan sebagai probiotik karena stabilitasnya yang baik terhadap panas, pH lambung, dan kelembaban. Genus Bacillus memiliki sekitar 377 spesies dan sebagian besar mengandung senyawa antimikroba. 

“Senyawa antimikroba yang dihasilkan oleh Bacillus spp. termasuk senyawa volatil, peptida ribosom (bakteriosin) dan enzim (laktonase, dekarboksilase, asilase, deaminase), poliketida (PK), dan peptida/NRP non-ribosomal (lipopeptida/LP, rantai asam lemak, dan siderofor),” ujarnya. 

Bacillus sp. sangat diminati dalam bidang pangan fungsional, karena manfaatnya bagi kesehatan manusia dan kemampuannya dalam menahan pH saluran cerna serta lebih stabil terhadap panas selama proses pengolahan dan penyimpanan. masih kontroversial mengenai sifat patogen dan manfaatnya yang besar, ada beberapa kelompok basil yang dikeluarkan dari kelompok patogen, dan memiliki aktivitas antimikroba, antioksidan, dan imunomodulator. Beberapa spesies Bacillus juga telah digunakan untuk produksi nutraceutical tambahan termasuk vitamin, misalnya riboflavin, cobalamin, inositol dan karotenoid untuk sintesis beberapa suplemen kesehatan. Isolat probiotik dari buah markisa merah asli Indonesia dengan kode MM1 dan MM2 yang pada penelitian sebelumnya teridentifikasi sebagai Bacillus subtilis strain IAM 12118 dan Bacillus wiedmannii strain FSL W8-0169, salah satunyatermasuk strain baru. Campuran probiotik tersebut diinduksi ke dalam PBMC dewasa Pasien TB yang sedang menjalani terapi obat anti tuberkulosis (OAT) kategori satu di Puskesmas Trosobo. Kabupaten Taman Kabupaten Sidoarjo (Jawa Timur).

“Berdasarkan hasil yang diperoleh, isolat probiotik dari buah markisa merah (Passiflora edulis Sims.) MM1 dan MM2  efektif dalam meningkatkan kadar sitokin gamma interferon pada PBMC pasien TB secara in vitro dengan persentase kenaikan 0,82% menjadi 23,17%,” tutupnya.

Full paper tersedia di:

Iif Hanifa Nurrosyidah, Ni Made Mertaniasih, Isnaeni Isnaeni

The effect of isolated probiotics from Indonesian Passiflora edulis sims. on interferon gamma levels in peripheral blood mononuclear cell of adult tuberculosis patients in vitro

Journal of Public Health in Africa 2023; volume 14(s1):2504.

Penulis: Monika Astria Br Gultom

Editor: Feri Fenoria


source
https://unair.ac.id/

By lanjut