Suara Muslim Radio Network bekerjasama kembali dengan Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga dalam talkshow Ranah Publik dengan tema “Optimisme Ekonomi 2023 untuk Kesejahteraan Umat”. Acara ini menghadirkan Prof Badri Munir Sukoco SE MBA PhD, yang menjabat sebagai direktur Sekolah Pascasarjana UNAIR dan juga guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR.

Dalam konteksnya sebagai negara berkembang, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam perekonomian global, seperti inflasi, resesi, dan krisis utang. Prof Badri merespons hal ini dengan menyatakan bahwa kekuatan ekonomi suatu negara bergantung pada kontribusi domestik.

Menurutnya, modal dasar suatu bangsa tidak hanya terdiri dari sumber daya alam dan manusia, tetapi juga modal psikologis yang dikenal sebagai HERO, yaitu harapan, kepercayaan diri, ketahanan, dan optimisme. Modal ini, yang diusulkan oleh Luthans, seharusnya diterapkan dalam semua lapisan masyarakat, mulai dari tingkat individu hingga tingkat nasional.

Prof Badri menyatakan bahwa HERO dapat berfungsi sebagai buffer yang kuat untuk mendorong kemajuan dan mencapai ambisi kolektif menjadi negara maju pada tahun 2045. Indikator keberhasilan negara maju diukur melalui produk domestik bruto sebagai bagian dari pendapatan nasional. Namun, tantangan bagi Indonesia terletak pada ketergantungan pada impor dari negara lain.

Sebagai solusi, Prof Badri mendukung perubahan struktur ekonomi berbasis pengetahuan dan jasa untuk meningkatkan nilai tambah. Dia juga mendorong kesadaran, minat, serta partisipasi masyarakat dalam aktivitas ekonomi.

Prof Badri mengingatkan bahwa bisnis melibatkan aktivitas membuat, membeli, menjual, atau menyediakan barang atau jasa. Oleh karena itu, penting untuk fokus pada upaya “membuat” atau produksi yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi daripada sekadar membeli dan menjual.

Terakhir, Prof Badri merinci empat peran penting yang dapat dilakukan oleh negara atau perusahaan dalam menuju reindustrialisasi, termasuk peningkatan inovasi, prototipe, teknik produksi, inovasi bertahap, dan perakitan.

By lanjut