“Aku merasa sangat tertekan, jadi kamu sebaiknya tidak bersikap seperti itu terhadapku!”, “Aku memiliki OCD, jadi setiap kali kamar kamu berantakan sedikit saja, aku merasa sangat tidak nyaman”, dan “Aku menderita bipolar, jadi seringkali kamu melihatku menangis sendirian” beberapa kalimat tersebut sering kita dengarkan di kehidupan sehari-hari. Meskipun mungkin saja seseorang benar-benar mengalami gangguan kesehatan mental seperti bipolar, gangguan kecemasan, OCD, atau depresi, namun, kalimat-kalimat semacam itu belum tentu valid tanpa diagnosis dari profesional atau ahli kesehatan mental. Sebab, ada kemungkinan bahwa seseorang menggunakan gangguan mental ini sebagai alat ‘validasi diri’ karena mereka kesulitan menggambarkan kondisi sebenarnya. Bahkan lebih berbahaya, mereka mungkin merasa ‘aman dan nyaman’ dengan label tersebut.
Fenomena ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, karena meskipun beban emosional, penderitaan, atau trauma adalah hal yang sah dan patut diakui, ini tidak seharusnya menjadi alasan untuk memaksa orang lain memahami keadaan kita, atau melepaskan tanggung jawab kita sendiri dalam menangani masalah hidup kita. Inilah mengapa perhatian terhadap kesehatan mental semakin penting di dunia saat ini, terutama dalam era Society 5.0, di mana sebagian besar aktivitas kita berpindah ke dunia maya. Bonus demografi yang akan diperoleh pada tahun 2045, dengan 60% populasi berusia produktif, bisa menjadi ancaman serius bagi masa depan bangsa jika tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas SDM.
Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR), khususnya Program Magister Pengembangan Sumber Daya Manusia, mengambil peran serius dalam mempersiapkan SDM berkualitas. Program ini akan membantu Anda menjadi kompeten dalam memecahkan masalah, berinovasi, dan menghasilkan perubahan dalam pengembangan sumber daya manusia, sehingga Anda dapat memberikan kontribusi yang berkelanjutan, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Tidak hanya sampai di situ, keseriusan Sekolah Pascasarjana UNAIR dalam mempersiapkan generasi unggul juga tercermin dalam beragam peminatan, termasuk Bisnis, Pemerintahan, Industri Kreatif, Analitika Data, dan Pemberdayaan Perempuan.”