Kebakaran hutan yang masih meresahkan Jawa Timur, terutama peristiwa baru-baru ini di Gunung Bromo, yang dipicu oleh aktivitas foto pra pernikahan dengan flare, menjadi perhatian Prof. Dr. Suparto Wijoyo, SH., M.Hum, seorang pakar hukum lingkungan dan administrasi. Dalam penampilannya di TVRI pada tanggal 4 Oktober 2023, dia menggarisbawahi urgensi untuk memahami masalah kebakaran hutan dan menciptakan penanganan yang lebih efektif.

Prof. Suparto Wijoyo menyatakan bahwa peristiwa kebakaran hutan hampir menjadi bencana tahunan di wilayah tersebut, namun respons yang ada tampak kurang siap dan kurang memadai. Oleh karena itu, dia mendorong untuk menciptakan literatur atau panduan tentang kebakaran hutan, serta meminta dinas-dinas terkait untuk memiliki persiapan yang lebih matang.

Beliau juga menekankan pentingnya menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, seperti danau buatan di setiap 100 hektar hutan, helikopter untuk water bombing, dan kendaraan pemadam kebakaran yang sesuai untuk medan hutan dan perbukitan.

Dalam konteks Jawa Timur, yang memiliki banyak hutan, Prof. Suparto Wijoyo mengajak perusahaan-perusahaan di daerah tersebut untuk mengambil tanggung jawab dalam menjaga dan melestarikan hutan. Dia bahkan mengusulkan sebuah kompetisi di mana wilayah yang berhasil menjaga hutan dari kebakaran akan mendapat penghargaan.

Beliau menekankan bahwa hutan bukanlah tanah terlantar, dan pemerintah telah menyiapkan berbagai lembaga, termasuk Dinas Kehutanan, Perhutani, dan Hutan yang masuk dalam kategori Perhutanan Sosial. Kolaborasi antara lembaga-lembaga ini, bersama masyarakat, diharapkan dapat menciptakan kawasan hutan yang berkelanjutan dan terjaga dengan baik.

By lanjut