Berita UNAIR Pascasarjana, Senin, 18 Desember 2023  – Mayor Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. Syamsul Maarif, Guru Besar Kebencanaan dan Dosen Universitas Pertahanan, mengangkat isu krusial dalam kuliah tamu ke-167 yang bertajuk “Kepemimpinan Saat Krisis dan Pasca Krisis dalam Kebencanaan.” Fokusnya terarah pada pembahasan dampak Tsunami Aceh tahun 2004 yang melanda Indonesia, menewaskan 227.898 jiwa serta merusak infrastruktur dengan kerugian ekonomi mencapai Rp. 46,6 Triliun.

Menurut Mayor Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. Syamsul Maarif, peristiwa tersebut memperlihatkan ketidaksiapan Indonesia dalam menghadapi bencana serta kurangnya upaya mitigasi. Saat terjadi, Indonesia belum memiliki undang-undang khusus terkait kebencanaan, dan konflik antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan pemerintah RI semakin memperumit penanganan bencana.

Pada masa itu, terungkap bahwa keputusan Presiden membentuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) menjadi langkah penting. BRR yang terdiri dari 12 personel dengan keahlian di berbagai bidang, dikepalai oleh Prof. Dr. Ir. Kuntoro Mangkusubroto, menunjukkan kepemimpinan krisis yang tangguh. Kuntoro Mangkusubroto mengungkapkan filosofi bahwa “pemimpin harus berada di samping api”, merujuk pada kehadiran langsung di lokasi bencana.

Strategi kepemimpinan yang diterapkan meliputi membangun kepercayaan, menghadirkan kepedulian terhadap masyarakat korban, serta mengadaptasi diri terhadap dinamika lapangan. Prof. Kuntoro juga menerapkan budaya organisasi yang inklusif, di mana setiap staf memiliki kebebasan untuk menyuarakan ide-ide mereka.

Kesuksesan penanganan bencana Tsunami Aceh sekitar 90% tercapai, salah satunya berkat upaya perdamaian antara GAM dan RI. Hal ini memunculkan Undang-Undang 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana yang kemudian diikuti dengan lahirnya BNPB pada tahun 2008.

Saat mengakhiri sesi pemaparannya, Mayor Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. Syamsul Maarif menegaskan pesan penting, “Tidak harus saling menyalahkan dalam penanganan bencana tapi saling melengkapi,” menggarisbawahi pentingnya kerjasama dan sinergi dalam menghadapi krisis.

 Sejalan dengan temanya, beliau juga menekankan betapa krusialnya kepemimpinan yang efektif dalam menghadapi bencana. Menurutnya, pemilihan pemimpin yang tepat menjadi kunci utama dalam penanganan krisis, sementara adaptasi, kepemilikan, dan kepercayaan masyarakat juga menjadi aspek penting dalam mengatasi situasi darurat.

Follow Sosial Media Sekolah Pascasarjana Unair =
(Instagram, YouTube, Facebook, LinkedIn, Twitter, Spotify, TikTok)
https://pasca.unair.ac.id/digital-platfor

source
https://unair.ac.id/

By lanjut