Pasien dengan penyakit ginjal kronik (PGK) membutuhkan pengawasan menyeluruh terkait diet, asupan cairan, obat-obatan, komplikasi, dan keteraturan hemodialisis. Keluarga, sebagai informal caregiver, memegang peran penting dalam merawat pasien PGK. Selain pasien, keluarga juga perlu memahami kemampuan mereka dalam merawat dan dampak dari peran tersebut. Pendamping keluarga sering mengalami kesulitan dalam manajemen diet, cairan, aktivitas fisik, obat, stres, dan kebutuhan tidur pasien.

Untuk meningkatkan kemampuan merawat, edukasi yang meningkatkan kemandirian diri pendamping keluarga sangat penting (Al-agamy, 2022). Pemberdayaan pasien dan pendamping keluarga PGK dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan yang melibatkan komunitas, program pencegahan, dan deteksi dini PGK. Selama ini, Primasatya Husada Citra (PHC) lebih berfokus pada pengetahuan tentang penyakit, diet, dan pengaturan cairan, namun kurang memberikan pendidikan yang berkaitan dengan aspek psikologis pendamping keluarga.

Pemberdayaan pendamping keluarga seringkali tidak efektif karena dilakukan secara parsial dan tidak mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi pendamping keluarga. Pendampingan yang diberikan lebih berfokus pada pasien dan kurang memperhatikan kebutuhan pendamping keluarga. Padahal, pemberdayaan pendamping keluarga penting untuk setiap aspek perawatan kesehatan, termasuk pencegahan penyalahgunaan obat-obatan dan penggunaan strategi pencegahan.

Menurut Registry Renal Indonesia (IRR) tahun 2020, ada 157.784 pasien PGK aktif yang menjalani hemodialisis, dengan 11.405 pasien berada di Jawa Timur. Banyaknya pasien ini menunjukkan bahwa pendamping keluarga memainkan peran signifikan di Indonesia. Penelitian menunjukkan bahwa pendamping keluarga seringkali tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk merawat pasien PGK yang menjalani hemodialisis. Studi di Iran terhadap 300 keluarga dan di Indonesia terhadap 57 pendamping keluarga menunjukkan bahwa mayoritas memiliki kualitas hidup yang buruk. Ini menandakan bahwa kurangnya kemampuan merawat pasien hemodialisis berdampak pada kualitas hidup pendamping keluarga.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan merawat pendamping keluarga meliputi faktor pendamping, pasien, dan pelayanan kesehatan. Faktor pendamping keluarga meliputi usia, hubungan dengan pasien, tingkat pendidikan, struktur dan fungsi keluarga, spiritualitas, dukungan sosial, pengetahuan, stres, dan mekanisme koping. Faktor pasien meliputi usia, lama pengobatan, tingkat keparahan penyakit, dan pendapatan. Faktor pelayanan kesehatan meliputi kepemilikan asuransi, akses ke layanan medis gratis, dan waktu yang dihabiskan untuk merawat.

Faktor-faktor ini mempengaruhi tuntutan perawatan dan nilai dasar pendamping keluarga. Tuntutan perawatan termasuk kesulitan menerima perawatan, kegiatan perawatan, dan tuntutan peran bersaing. Nilai dasar pendamping keluarga meliputi tanggung jawab, perhatian, dan kepedulian. Semua faktor ini mempengaruhi pemberdayaan pendamping keluarga dalam merawat pasien dengan lebih baik.

Link Jurnal : https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/38549614/
Referensi lain : https://unair.ac.id/kualitas-hidup-pendamping-keluarga-pasien-hemodialisis/

By Admin