Konflik Israel-Palestina telah menjadi salah satu isu paling kompleks dan tahan lama dalam sejarah modern. Konflik ini tidak hanya mencakup aspek politik dan militer, tetapi juga menyentuh dimensi sosial, budaya, dan agama yang mendalam. Dalam jurnal berjudul “Israeli-Palestinian Conflict Beyond Resolution: A Critical Assessment,” penulis mengajak kita untuk melihat konflik ini dari perspektif yang lebih luas, melampaui sekadar pencarian resolusi.
Latar Belakang Konflik Israel-Palestina
Sejarah konflik ini berakar dari masa lalu yang penuh dengan ketegangan dan perebutan wilayah. Sejak deklarasi berdirinya Negara Israel pada tahun 1948, wilayah Palestina telah menjadi medan pertarungan yang berdarah, dengan berbagai upaya perdamaian yang gagal membuahkan hasil yang abadi. Perjanjian Oslo, Camp David, hingga inisiatif-inisiatif perdamaian lainnya, telah diupayakan untuk menyelesaikan konflik ini, namun tampaknya perdamaian masih jauh dari jangkauan.
Mengapa Resolusi Konflik Sulit Dicapai?
Dalam jurnal tersebut, penulis mengkritisi pandangan tradisional yang menekankan resolusi konflik sebagai solusi akhir. Menurut mereka, pendekatan ini tidak cukup untuk memahami kompleksitas konflik yang ada. Ada beberapa faktor yang membuat resolusi menjadi sangat sulit dicapai:
- Perbedaan Ideologis dan Identitas Nasional: Kedua belah pihak memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang identitas nasional dan hak atas tanah. Bagi banyak orang Israel, keberadaan Israel adalah hasil dari hak historis dan keagamaan, sementara bagi Palestina, tanah tersebut adalah rumah yang telah mereka tempati selama berabad-abad.
- Kepentingan Politik yang Beragam: Konflik ini tidak hanya melibatkan Israel dan Palestina, tetapi juga kepentingan dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Iran, dan negara-negara Arab lainnya. Intervensi eksternal sering kali memperumit situasi dan menjauhkan jalan menuju perdamaian.
- Dinamika Kekerasan yang Terus Berulang: Setiap kali terjadi kekerasan, baik dari serangan roket maupun operasi militer, harapan untuk mencapai perdamaian semakin pudar. Rasa saling tidak percaya yang terus meningkat membuat dialog damai sulit untuk dilakukan.
Pendekatan Kritis: Melampaui Resolusi
Penulis jurnal ini mengajak kita untuk mempertimbangkan pendekatan yang melampaui sekadar mencari resolusi. Menurut mereka, penting untuk melihat konflik ini dari sudut pandang yang lebih komprehensif, yang mencakup pemahaman mendalam tentang akar permasalahan dan konsekuensi jangka panjang dari setiap tindakan.
- Pendekatan Humanis: Salah satu hal yang disoroti adalah pentingnya pendekatan humanis dalam menyelesaikan konflik ini. Pendekatan ini menekankan pada penghargaan terhadap hak asasi manusia dan martabat setiap individu, baik Israel maupun Palestina.
- Dialog dan Kompromi Berkelanjutan: Alih-alih hanya fokus pada perjanjian damai yang sering kali gagal, penulis menekankan pentingnya dialog dan kompromi berkelanjutan. Proses ini harus melibatkan masyarakat sipil, kelompok agama, dan komunitas internasional yang lebih luas untuk menciptakan pemahaman bersama.
- Pendidikan dan Pemahaman Antarbudaya: Pendidikan dan pemahaman antarbudaya juga menjadi kunci dalam meredakan ketegangan. Dengan meningkatkan kesadaran tentang perspektif dan pengalaman satu sama lain, baik Israel maupun Palestina dapat mulai membangun kepercayaan yang selama ini hilang.
Kesimpulan: Masa Depan yang Lebih Damai
Meskipun konflik Israel-Palestina tampaknya tidak memiliki solusi yang mudah, jurnal ini menawarkan pandangan yang berharga tentang bagaimana kita bisa mendekatinya dari sudut pandang yang berbeda. Alih-alih hanya berfokus pada pencarian resolusi, penting bagi kita untuk melihat gambaran yang lebih besar dan bekerja menuju masa depan yang lebih damai melalui pemahaman, dialog, dan penghargaan terhadap hak asasi manusia.
Dengan pendekatan yang lebih komprehensif dan humanis, ada harapan bahwa suatu hari nanti, konflik ini dapat diatasi, dan perdamaian yang berkelanjutan dapat tercapai.
Link Journal : https://scholar.unair.ac.id/en/publications/israeli-palestinian-conflict-beyond-resolution-a-critical-assessm