Indonesia, sebagai negara yang kaya akan keberagaman etnis, memiliki kondisi kesehatan yang bervariasi di setiap kelompok masyarakatnya. Salah satu isu kesehatan yang penting namun belum banyak diketahui adalah risiko kanker lambung. Kanker lambung merupakan jenis kanker yang serius dan dapat mengancam jiwa, namun belum banyak yang memahami risiko sebenarnya, terutama di kalangan masyarakat Indonesia yang terdiri dari banyak etnis.

Apa yang Diteliti?

Dalam penelitian ini, para peneliti melakukan survei nasional dengan mengambil sampel jaringan lambung dari 1.053 orang yang tersebar di 19 kota di Indonesia. Fokus utama penelitian ini adalah untuk melihat kondisi mukosa lambung (lapisan dalam lambung), mengevaluasi penyebaran dan tingkat keparahan gastritis (peradangan lambung), serta menilai risiko kanker lambung di berbagai kelompok etnis.

Hasil Penelitian

Penelitian ini menemukan bahwa hampir setengah dari pasien yang mengalami gangguan pencernaan memiliki kelainan pada mukosa lambung mereka. Kondisi yang paling umum ditemukan adalah gastritis kronis (36,3%) dan gastritis atrofi (28,9%). Yang menarik, kelompok etnis Timor memiliki tingkat tertinggi untuk gastritis akut (52,6%) dan kronis (68,4%), bahkan di antara mereka yang tidak terinfeksi bakteri Helicobacter pylori (H. pylori).

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa bagian antrum lambung (bagian bawah lambung) adalah area yang paling sering terkena peradangan, baik akut maupun kronis. Faktor-faktor seperti usia, etnis Timor, dan infeksi H. pylori ternyata berperan besar dalam meningkatkan risiko seseorang mengalami gastritis atrofi, yang kemudian dapat berujung pada kanker lambung. Kelompok etnis Timor, Papua, dan Bugis tercatat memiliki skor risiko kanker lambung yang paling tinggi.

Apa Artinya Ini Bagi Kita?

Secara umum, Indonesia dianggap sebagai negara dengan risiko rendah untuk kanker lambung. Namun, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa kelompok etnis yang harus lebih diwaspadai. Etnis Timor, Papua, dan Bugis menunjukkan gejala yang lebih parah terkait dengan kondisi lambung mereka, sehingga memerlukan perhatian khusus.

Bagi para pembuat kebijakan, temuan ini penting karena mereka dapat menggunakan informasi ini untuk merancang program skrining kanker lambung yang lebih tepat sasaran. Dengan demikian, diharapkan angka kejadian kanker lambung di Indonesia dapat ditekan, terutama di kalangan etnis yang berisiko tinggi.

Kesimpulan

Meski Indonesia memiliki risiko kanker lambung yang rendah secara keseluruhan, penelitian ini menyoroti pentingnya perhatian lebih bagi kelompok-kelompok etnis tertentu. Dengan upaya pencegahan yang tepat, seperti skrining dan pengobatan infeksi H. pylori, kita dapat melindungi masyarakat dari risiko kanker lambung yang serius ini.

Link Journal : https://scholar.unair.ac.id/en/publications/analysis-of-risks-of-gastric-cancer-by-gastric-mucosa-among-indon

By Admin