Strategic Leadership 28 September 2024

Berita UNAIR Pascasarjana, Senin, 1 Oktober 2024  –  Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar seminar bertajuk StrategicLeadership pada hari Sabtu, 29 September 2024. Acara ini menghadirkan Dr. Busrul Iman, S.E., M.M. yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama Bank Jatim, berbagi wawasan mengenai kepemimpinan strategis dalam industri keuangan dan perbankan. Seminar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang strategi kepemimpinan yang efektif di tengah dinamika ekonomi global yang terus berkembang.

Dalam sambutan singkatnya, Prof. Badri Munir Sukoco, SE., MBA., Ph.D. Direktur Sekolah Pascasarjana UNAIR menegaskan peran penting mahasiswa sebagai agen perubahan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 59 Tahun 2024. Ia menegaskan pentingnya visi transformasi Indonesia dalam konteks RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional) 2025-2045. Visi ini bertujuan mewujudkan Indonesia yang bersatu, berdaulat, maju, dan berkelanjutan. Tiga pilar transformasi—sosial, ekonomi, dan tata kelola—menjadi landasan utama bagi pencapaian visi ini.

Prof. Badri menyampaikan, “Kita semua di sini adalah agen perubahan. Tidak hanya sekadar mendengar atau belajar, tapi harus mampu menerapkan dan mendorong transformasi di lingkungan kita. Undang-Undang Nomor 59 Tahun 2024 telah memberikan kita pedoman jelas untuk mewujudkan ambisi kolektif bangsa ini.”

Selain menekankan pentingnya peran akademisi dan mahasiswa dalam transformasi tersebut, ia juga mendorong adanya kolaborasi yang lebih erat antara dunia akademik dan praktisi, khususnya dengan keterlibatan 40% dosen praktisi dalam proses pendidikan.

Busrul Iman memulai pemaparannya dengan menekankan pentingnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam mendukung visi jangka panjang Bank Jatim untuk menjadi bank terdepan di Indonesia. Ia menekankan bahwa transformasi adalah kunci untuk menghadapi tantangan global dan nasional. Ia menyampaikan harapannya kepada peserta agar tidak hanya sekadar mengikuti acara ini, tetapi juga menimba ilmu dengan semangat yang tinggi. “Mari kita miliki semangat bersama untuk saling berbagi, karena tak kenal maka tak sayang,” ujarnya.

Lebih jauh, Busrul mengungkapkan bahwa Bank Jatim bukan hanya sekadar institusi bisnis, tetapi juga memiliki nilai tambah bagi masyarakat. “Bank Jatim tidak hanya bisnis, tapi ada value yang kami berikan. Di Bank Jatim, ada lebih dari 20 komunitas, termasuk kelompok olahraga seperti bola, badminton, dan renang. Misalnya, kalau kita sepedaan dari Surabaya ke Sidoarjo, pas sampai Sidoarjo, kita mampir ke pondok pesantren. Ini adalah salah satu bentuk nilai sosial yang kami tanamkan.” Bank Jatim berupaya tidak hanya untuk menjadi yang terdepan di sektor perbankan, tetapi juga memberikan kontribusi yang lebih besar bagi kemajuan masyarakat Jawa Timur dan Indonesia.

Busrul menjelaskan lebih jauh bahwa transformasi strategis Bank Jatim berfokus pada lima pilar utama, di mana perubahan struktur organisasi dan pengembangan SDM adalah pilar pertama dan kedua. Bank Jatim terus melakukan rekrutmen dan pelatihan bagi karyawannya, dengan tujuan menciptakan tenaga kerja yang siap menghadapi tantangan industri perbankan modern.
Busrul menyampaikan, “Kami harus beradaptasi dengan cepat. Tantangan global dan nasional memaksa kami untuk bertransformasi, tidak hanya di bidang teknologi, tetapi juga dalam kebijakan dan cara kami memimpin. Kami membangun SDM yang kuat dan fleksibel.”

Dalam penutupan, Busrul mengingatkan pentingnya perubahan bagi kemajuan. “Teknologi dan kemajuan tidak mungkin terjadi tanpa perubahan, dan mereka yang tidak mengubah pikirannya tidak dapat mengubah apapun. Kita harus menjadi pribadi yang responsif terhadap perubahan, baik yang positif maupun negatif, karena sejatinya peradaban akan terus berubah,” ucapnya.

Busrul kemudian menyampaikan, “salah satu hal pertama yang kami lakukan adalah merombak struktur organisasi Bank Jatim. Transformasi ini dimulai dari proses rekrutmen hingga pensiun, dengan fokus pada pengembangan SDM,” jelas Busrul. Menurutnya, Bank Jatim telah memeriksa seluruh gaji pegawai untuk memastikan kesesuaian dengan industri, serta mengevaluasi profil kompetensi dan pendidikan karyawan.

“Kami cek semua, apakah gaji para pegawai Bank Jatim sudah sesuai dengan standar industri? Apakah kompetensinya sudah memadai? Kami kirim karyawan untuk pendidikan, tidak hanya internal tapi juga ke perguruan tinggi seperti Unair. Semua ini kami lakukan untuk memastikan mereka mampu bersaing di tingkat global,” tambahnya.

Busrul juga menekankan pentingnya pembaruan kebijakan dalam menghadapi tantangan zaman. Pilar ketiga dari transformasi yang ia lakukan adalah peninjauan ulang aturan dan kebijakan yang sudah tidak relevan. “Rule making dan rulepolicy harus sesuai dengan kondisi saat ini. Aturan-aturan yang tumpang tindih langsung kami ringkas, dan jika ada aturan baru yang lebih relevan, langsung kami terapkan.”

Ia bahkan mencontohkan betapa pentingnya perubahan kebijakan di masa transisi pemerintahan, seperti saat peralihan dari Soeharto ke Habibie. “Perubahan terbesar saat itu terjadi di kebijakan. Dan itu sangat penting karena kebijakan adalah landasan dari semua tindakan.”

Ia menjelaskan bahwa Bank Jatim berperan penting dalam pembangunan daerah, dengan 27 pemegang saham yang bertugas mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan. Busrul menegaskan bahwa Badan Pembangunan Daerah (BPD) harus berkontribusi pada wilayahnya masing-masing dengan mengoptimalkan potensi ekonomi yang ada. “Dana yang dikelola berasal dari pemerintah pusat melalui APBN, yang kemudian disimpan dan dikelola oleh BPD untuk kepentingan daerah,” tambahnya.

Busrul juga menguraikan bahwa Bank Jatim memiliki 48 cabang dan berfungsi sebagai pemegang kas daerah yang membantu kelancaran transaksi keuangan pemerintah. “Kami berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan dan mendukung pemerintah provinsi dalam membangun ekosistem yang sehat dan berdaya saing tinggi,” ujarnya.

Ia memperlihatkan pentingnya pembiayaan kepada pemerintah daerah dan mengoptimalkan potensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jawa Timur, yang saat ini mencapai sekitar 9 juta potensi. “Dengan kolaborasi yang baik dengan pihak ketiga, kami berharap dapat menjalankan fungsi kami secara efektif dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang organik di daerah ini,” tutup Busrul.

Follow Sosial Media Sekolah Pascasarjana Unair =
(Instagram, YouTube, Facebook, LinkedIn, Twitter, Spotify, TikTok)

source
https://unair.ac.id/

By lanjut