Menyiapkan bekal sekolah bagi anak merupakan salah satu langkah untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka dan menjaga kesehatan tubuh. Terdapat beberapa tips yang perlu diperhatikan saat membuat bekal sekolah untuk anak.
- Pilih buah-buahan dan sayuran segar yang kaya serat. Berikan anak buah segar daripada jus kemasan atau kaleng. Batasi konsumsi sayuran beku atau kalengan karena mengandung natrium yang tinggi.
- Pastikan anak mendapatkan asupan lemak yang cukup untuk menjaga energi dan meningkatkan konsentrasi di sekolah. Beberapa sumber lemak baik yang dapat diberikan kepada anak antara lain mentega, minyak, keju, kacang-kacangan, dan daging.
- Sertakan biji-bijian dalam menu seperti popcorn, oatmeal, dan quinoa. Disarankan untuk memilih biji-bijian utuh seperti beras merah atau roti gandum utuh daripada beras putih atau roti putih.
- Berikan minuman sehat seperti air putih atau susu. Anak membutuhkan sekitar 2-3 gelas susu setiap hari. Lebih baik memberikan jus buah yang segar yang dibuat sendiri daripada jus kemasan.
Makanan bergizi seimbang sangat penting, terutama bagi anak usia sekolah yang sedang dalam masa pertumbuhan dan memiliki aktivitas yang tinggi di luar. Salah satu masalah gizi yang sering terjadi pada anak adalah stunting. Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2018, angka kasus stunting di Indonesia mencapai 37,2 persen, artinya 4 dari 10 anak mengalami stunting.
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam jangka panjang, biasanya karena pola makan yang tidak memenuhi kebutuhan gizi, sehingga menghambat pertumbuhan anak. Stunting ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih rendah atau pendek dari standar usianya.
Mengatasi masalah tersebut, mahasiswa Magister Keperawatan Komunitas dari Universitas Airlangga melakukan pengabdian masyarakat dengan tema “Mengatasi Stunting dengan Modifikasi Lingkungan” di Desa Glagaharun, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo. Dalam pengabdian tersebut, tiga menu makanan inovatif yang memiliki kandungan gizi tinggi zink, yaitu simoay seafood, pempek mujair, dan mashed potato udang, ditampilkan oleh mahasiswa bersama ibu-ibu yang memiliki anak stunting. Makanan inovatif tersebut dimodifikasi agar mirip dengan jajanan harian anak-anak, namun memiliki nilai gizi yang berbeda dengan jajanan konvensional.
Menurut Idham Choliq, ketua pelaksana pengabdian masyarakat, peran keluarga terutama ibu sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi anak yang mengalami stunting. Modifikasi makanan merupakan salah satu bentuk perawatan yang dilakukan oleh ibu untuk anak yang mengatasi stunting.