Fakultas Farmasi Universitas Airlangga mengadakan acara webinar class on entrepreneurship 2023 dengan tema “The Future of Health Industry in Indonesia“. Narasumber dalam acara tersebut adalah Prof. Badri Munir Sukoco, SE., MBA., Ph.D., Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, dengan Host Dr. dr. Asra Al Fauzi, SE., MM., Sp.BS(K)., FICS., IFAANS, dan moderator Dr. Sulistiawati, dr., M.Kes.

Paparan yang disampaikan dalam acara ini berjudul “Orkestrasi Industri Kesehatan Menuju Indonesia Maju 2045.” Prof. Badri membuka acara dengan mengajak peserta untuk merenungkan situasi dan kondisi Indonesia saat ini, termasuk pertumbuhan GDP per kapita dan persentase “creative class” yang masih rendah, yaitu 7,95%. Dimana Indonesia masih berada pada angka 7,95%. Untuk mencapai ambisi Indonesia Maju 2045, persentase “creative class” harus mencapai 20%.

Prof. Badri menambahkan bahwa pendidikan tinggi di Indonesia, termasuk UNAIR, masih terfokus pada “Creative Professional” yang mengutamakan jasa kompetensi, sedangkan yang berperan dalam “super creative core” sangat minim. “Super creative core” merujuk pada pencipta kreasi baru seperti ilmuwan, insinyur, seniman, atau pengusaha berbasis pengetahuan. Di Indonesia, contohnya adalah Nadiem Makarim dengan Gojek dan Ibu Nurhayati Subakat dengan merk kosmetik Wardah yang berhasil menyingkirkan kosmetik asing dan menguasai pasar kosmetik Indonesia.

Pricewaterhouse Coopers menyoroti bahwa dalam pembahasan industri kesehatan, sering kali fokus hanya pada tindakan, penanganan, dan pasca pengobatan. Namun, perlu mendiskusikan secara lebih rinci dan mendalam mengenai “wellcare”, yaitu tindakan pencegahan, yang memiliki nilai yang lebih besar karena lebih baik mencegah daripada mengobati. Pengembangan SDM dan alat kesehatan di Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada peralatan dari luar negeri.

By lanjut