Sel punca mesenkimal pulpa gigi dapat diisolasi dari gigi sulung, yaitu stem cells from human exfoliated deciduous teeth (SHEDs). SHED mempunyai potensi besar untuk regenerasi jaringan dan berperan sebagai agen terapeutik dalam terapi regenerative. SHED mempunyai kemampuan proliferatif yang tinggi, multipoten, dan imunosupresif serta dapat berdiferensiasi menjadi beberapa sel, antara lain adiposit, endotel neuron, dan osteogenic. Produk metabolit sel punca mesenkimal terbukti kaya akan sitokin, faktor pertumbuhan, kemokin, dan nanopartikel ekstraseluler. Faktor parakrin yang disekresikan oleh sel punca mesenkimal seperti sitokin, faktor pertumbuhan, molekul matriks ekstraseluler berperan dalam regulasi mobilisasi sel endogen, angiogenesis, diferensiasi, serta memperbaiki jaringan rusak dengan induksi sel punca endogen serta membantu proses regenerasi. Metabolit sel punca mesenkimal mengandung IGF-1, VEGF, dan TGF-β1 yang berperan dalam migrasi, angiogenesis, dan diferensiasi osteogenik. Keunggulan kandungan protein pada metabolit sel punca dapat menjadi alternatif dalam mengatasi masalah terapi sel punca dengan menggunakan aktivitas parakrin yang dimilikinya untuk menjadi terapi regeneratif baru. Teh hijau dengan kandungan epigallocatechin-3-gallate (EGCG) dalam beberapa dekade telah menjadi pusat perhatian karena memiliki beragam manfaat kesehatan. Terdapat beberapa efek biologis EGCG terhadap tubuh antara lain sifat sitostatik perkembangan sel, antibakteri, antiinflamasi, antioksidan, dan antikarsinogenik. Polifenol dalam teh hijau terbukti dapat meningkatkan kepadatan tulang dan menurunkan resiko bone loss. EGCG berpotensi meningkatkan aktivitas osteoblas dan berperan dalam peningkatan diferensiasi osteogenik melalui peningkatan ekspresi RUNX2, BMP2, ALP, osteonectin, osteocalcin, aktivitas ALP dan mineralisasi. EGCG mampu menurunkan resorpsi tulang dengan menekan sekresi IL-6 atau dengan menekan aktivasi p44/p42 MAP kinase melalui regulasi sel garis turunan osteoblastik. Penambahan EGCG 80%, EGCG 95%, dan α- manggis terbukti mampu merangsang peningkatan konsentrasi IL-10 pada  metabolit SHED. Stimulasi tersebut diduga karena penurunan ekspresi gen inflamasi. Pada beberapa penelitian lain menunjukkan  penambahan α-mangosteen akan meningkatkan jumlah sel T penghasil IL-10 dan ekspresi gen IL-10 dalam kultur sel osteoblas 7F2 dengan media osteogenik. α-mangosteen yang terkandung pada buah manggis merupakan imunomodulator dengan cara menstabilkan atau langsung mengerahkan aktivitas anti- atau proinflamasi. IL-10 merupakan  sitokin dengan fungsi imunosupresif pleiotropik. IL-10 merupakan fitur awal  sebagai faktor penghambat untuk sintesis sitokin yang disekresi dan diproduksi oleh  sel T helper (Th) 2 dengan kemampuan menghambat produksi sitokin Th1. Selanjutnya, dilaporkan bahwa  IL-10 diekspresikan oleh berbagai jenis sel pada system imun innate dan adaptif.  IL-10 terutama menargetkan sel yang menyajikan antigen, seperti monosit dan makrofag, dan menghambat pelepasan proinflamasi sitokin, seperti TNF-α, IL-1β, IL-6, granulosit faktor perangsang koloni, dan granulosit-makrofag faktor penstimulasi koloni. IL-10 memiliki peran penting berperan dalam periodontitis, yang mampu mengontrol jumlah bakteri, regulasi sitokin pro-inflamasi, dan meningkatkan OPG dan osteoklastogenesis. Pada penelitian oleh Aljunaid et al dan Lashari et al juga menunjukkan bahwa EGCG mampu merangsang ekspresi IL-10 dan menghambat ekspresi RANKL sebagai penanda osteoklastogenesis. IL-10 akan menekan beberapa sitokin  proinflamasi, terutama sitokin yang secara klinis berpartisipasi dalam patogenesis penyakit pada rongga mulut, terutama periodontitis. EGCG dan α-manggis  tidak hanya merangsang metabolit SHED untuk meningkatkan konsentrasi IL-10, tetapi penambahan EGCD dan α-manggis juga merangsang peningkatan konsentrasi. LL37 dalam metabolit SHED. LL37 adalah peptida antimikroba yang merupakan satu-satunya anggota dari cathelicidin dan diproduksi oleh banyak jenis sel, termasuk makrofag, Natural Killer Cell, sel epitel kulit, saluran udara, mukosa, permukaan okular, dan usus. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan EGCG dan α-mangosteen dapat menstimulasi konsentrasi IL10 dan LL37 pada metabolit SHED.  Metabolit  SHED dapat digunakan sebagai terapi regeneratif melalui  kemampuan anti-inflamasi dan sifat antibakteri.

Penulsi : Prof. Dr. Rini Devijanti Ridwan drg.,MKes

Informasi dan detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

The EGCG and α-Mangosteen Stimulate SHED-IL10 and SHED-LL37 Metabolite Concentration

Yuliati Yuliati, Fatma Yasmin Mahdani, Sellyn Angelina Margaretha, Wahidah Tsamara Putri Yastuti, Meircurius Dwi Condro Surboyo, Mohammed Ahmed Aljunaid, Huda Rashad Qaid, Rini Devijanti Ridwan,Indeswati Diyatri.


source
https://unair.ac.id/

By lanjut